You are currently viewing Lupa akan Nikmat, Banyak Menghitung Musibah

Lupa akan Nikmat, Banyak Menghitung Musibah

Apakah kamu tahu apa itu kanud?

Kanud merupakan orang yang selalu menghitung musibah – musibah yang terjadi dan melupakan nikmat yang sudah Allah Subhanahu wa taala berikan dalam hidupnya.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

Allah Subhanahu wa taala mencela orang yang disebut kanud yaitu yang tidak mensyukuri nikmat. Mengenai ayat,

إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ

Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” (QS. Al-‘Adiyat: 6).

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan mengenai ayat ini,

يَعُدُّ المَصَائِبَ وَيَنْسَى النِّعَمَ

“Orang yang kanud adalah yang terus menerus menghitung musibah demi musibah, lantas melupakan berbagai nikmat yang telah Allah Subhanahu wa taala beri.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Ash-Shabirin, hlm. 151)

Belajar dari Nabi Ayyub a‘alaihis salam

Nabi Ayyub tidak banyak menghitung musibah karena nikmat yang diberi Allah begitu banyak.

Ibnu Syihab mengatakan bahwa Anas menyebutkan bahwa Nabi Ayyub mendapat musibah selama 18 tahun. Wahb mengatakan selama pas hitungan tiga tahun. Ka’ab mengatakan bahwa Nabi Ayyub mengalami musibah selama 7 tahun, 7 bulan, 7 hari. Al-Hasan Al-Bashri menyatakan pula selama 7 tahun dan beberapa bulan. (Lihat Tafsir Al-Baghawi, 17:181, juga lihat riwayat-riwayat dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:351).

Namun, Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullah menyatakan bahwa penyebutan jenis penyakitnya secara spesifik dan lamanya beliau menderita sakit sebenarnya berasal dari berita israiliyyat. (Lihat Adhwa’ Al-Bayan, 4:852). Saat mengurus dan membawa bekal pada beliau, istrinya sampai pernah bertanya kepada Nabi Ayyub yang sudah menderita sakit sangat lama, “Wahai Ayyub andai engkau mau berdoa pada Rabbmu, tentu engkau akan diberikan jalan keluar.” Nabi Ayyub menjawab, “Aku telah diberi kesehatan selama 70 tahun. Sakit ini masih derita yang sedikit yang Allah Subhanahu wa taala timpakan sampai aku bisa bersabar sama seperti masa sehatku yaitu 70 tahun.” Istrinya pun semakin cemas. Akhirnya karena tak sanggup lagi, istrinya mempekerjakan orang lain untuk mengurus suaminya sampai memberi makan padanya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:349-350).

Sumber : Rumaysho.com

Leave a Reply